Thursday, March 24, 2011

akhir sebuah derita bonda

sudah lama aku duduk diatas bangku depan rumahmu,
melihat dirimu terseksa menahan derita diseksa teruk,
betapa hancur hatiku melihat kau didera perasaan,
menahan rasa, demi darah daging tercinta..
kau terbiar, kau dihina, kau dicaci,
aku pula terasa sedih, merana dan menderita..
padahaal aku bukannya siapa-siapa bagimu..
aku pula semakin tangis melihatmu lebam
duhai bonda, tegarnya kau hadapi binatang ini
cekalnya kau hidupkan mereka,
kenapa bukan aku saja jadi anakmu
kenapa harus kau yang diuji berat punya anak seperti itu?
sehingga suatu saat...aku menangis,merayu kepada mereka
biarlah aku yang menjagamu
aku tahu, aku cuma jiran kepadamu tapi bonda
ketahuilah,
aku teramat menginginkan rasa kasihmu itu
rasa disayangi dan dikasihi
kini, lupakanlah mereka
biarkan mereka dengan hidup mereka
bonda,
tersenyumku lihatmu tertawa
gembira dan bahagia sehingga suatu saat kau teramat
ingin bertemu dengan anakmu
bukan biatku menghampakan hatimu
tapi bonda... mereka seolah tidak mengenalimu
jadi biarkanlah aku jadi penganti mereka
tanpa sedar..
hari kian mendatang, kau kian menguzur
perit hatiku melihat kau berduka
merindui sang anak derhaka
yang gembira dengan dunia mereka
bonda..
kini sekali lagi aku berduka, menangis pilu
akhirnya,
kau pergi tinggalkan aku
tinggalkan semua memori singkat kita
aku menangis
aku sendirian..selamat bahagia kau disana bonda
moga tiada lagi penyeksaan buatmu
sesungguhnya aku telah menyaksikan kau terpaku
derita sendiri
kini bonda
aku hanya mampu ungkapkan kata maaf
kerna tidak dapat memenuhhi permintaanmu.....

No comments:

Post a Comment